Senin, 07 Oktober 2019

PENCEGAHAN STUNTING SEJAK DINI MELALUI PROGRAM UNGGULAN PEMBINAAN KELUARGA SEHAT DI KECAMATAN KLAMBU



Perkembangan masalah asupan gizi bagi anak di Indonesia semakin kompleks baik persoalan kekurangan gizi maupun kelebihan gizi. Kekurangan gizi disebabkan karena kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang (Almatsier, 2010). Kurangnya pengetahuan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita. Pengetahuan dan sikap ibu akan mempengaruhi asupan makanan yang ada di dalam keluarga terutama anak (Rakhmawati, 2014).

Dalam pertumbuhannya, seorang balita membutuhkan nutrisi yang tinggi yang dapat mendukung kecepatan tumbuh kembangnya guna mencapai pertumbuhan yang optimal. Tidak hanya makronutrien seperti karbohidrat, lemak, maupun protein saja yang dibutuhkan, tetapi mikronutrien juga sangat dibutuhkan oleh seorang balita untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Ibu yang berpendidikan dapat menerima berbagai informasi dari luar dan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan termasuk tentang pola asuh anak ( Sartika, 2010). Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak. Tidak adanya hubungan pendidikan dengan status gizi dapat dikarenakan perkembangan teknologi yang ada saat ini. Ibu dengan tingkat pendidikan rendah dengan adanya perkembangan teknologi saat ini dapat dengan mudah mengakses informasi dari berbagai media, sehingga mereka dapat meningkatkan pengetahuannya.
Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, dimana anak mempunyai IQ lebih rendah dan mudah terserang infeksi (Departemen Kesehatan (Depkes), 2007). Kelompok anak-anak yang meiliki usia dibawah 5 tahun memiliki tingkat kerentanan yang cukup besar karena pada usia tersebut terdapat proses pertumbuhan yang memerlukan zat gizi yang lebih banyak sehingga akan membantu anak-anak untuk tumbuh memenuhi kebutuhan potensi fisik dan kognitif yang optimal. Anak yang berusia dibawah 5 tahun akan mengalami proses perkembangan yang cukup pesat mulai aspek kognitif, fisik, motorik, dan psikomotorik. Apabila mereka mengalami kekurangan gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya (Notoatmodjo, 2007). Kekurangan asupan zat gizi akan berakibat pada terhambat atau terganggunya pertumbuhan fisik pada anak sehingga muncul kasus stunting yang terjadi di beberapa daerah di wilayah Jawa Tengah.
Berdasarkan analisa kasus yang terjadi, pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan perhatian khusus terkait permasalahan stunting. Karena berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,  Kabupaten Grobogan  adalah salah satu wilayah yang cukup banyak ditemukan kasus stunting. Dikutip dari situs pemerintah kabupaten grobogan pada tahun 2018 sudah ditemukan sekitar 28 anak diindikasikan mengalami kasus stunting yang tersebar di 10 desa dari 5 kecamatan seperti di Desa Putatsari dan Karangharjo di Kecamatan Grobogan, Desa Termas Karangrayung, Desa Sindurejo Toroh, Desa Sidorejo Pulokulon dan di wilayah Kecamatan Geyer.
Berdasarkan data yang dirilis Puskesmas Klambu pada bulan Mei tahun 2019 tentang laporan jumlah kasus stunting tiap desa di Kecamatan Klambu ditemukan sekitar 141 balita yang terindikasi kasus stunting. Desa-desa tersebut meliputi:

Tabel 1. Jumlah Kasus Stunting per Desa di Kecamatan Klambu
   Kabupaten Grobogan Bulan Mei 2019

No
Nama Desa
Jumlah Balita
Jumlah Kasus Stunting
%Kasus Stunting
1
Kandangrejo
243
25
10,3
2
Selojari
136
3
2,2
3
Taruman
368
12
3,3
4
Penganten
292
9
3,1
5
Klambu
349
15
4,3
6
Menawan
338
27
8,0
7
Terkesi
423
23
5,4
8
Jenengan
169
15
8,9
9
Wandankemiri
125
12
9,6
Jumlah
2442
141
5,8

Berdasarkan data tersebut ternyata terdapat peningkatan kasus stunting yang sangat signifikan, dan tidak menutup kemungkinan masih terdapat banyak kasus stunting dibeberapa kecamatan lain yang masih belum mendapatkan perhatian.
Upaya pencegahan stunting di Kecamatan Klambu haruslah dilakukan secara serius dan dijadikan sebagai program utama karena dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminnya, tetapi juga berdampak terhadap keluarga, perekonomian dan pembangunan negara. sehingga semua komponen masyarakat harus secara bersama-sama bersinergi untuk melakukan pencegahan stunting sejak dini agar tercipta generasi yang tumbuh sehat, tinggi, dan berprestasi.


DAFTAR PUSTAKA


Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Departemen Kesehatan RI., 2007. Buku Panduan Kesehatan Ibu dan Anak Program Departemen Kesehatan RI. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Notoatmodjo, S., 2007. Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Rakhmawati, N.Z., 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 bulan. Journal of Nutrition College. 3 : 43 – 50.
Sartika, R.A.D., 2010. Analisis Pemanfaatan Program Pelayanan Kesehatan Status Gizi Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 5 : 77 - 83.


      Kategori : Karya Tulis Ilmiah
       Penulis : Lisa Nor Aulia
      Tanggal Publikasi : 29 Agustus 2019

Tidak ada komentar :