Senin, 10 Desember 2018

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN PMR DI SEKOLAH


 "Pemuda sebagai agen perubahan”, kalimat tersebut jelas memberikan pesan mendalam bahwa para pemuda memiliki andil besar dalam pembangunan Bangsa dan Negara. Mereka perlu dipersiapkan dan dipupuk dengan baik melalui sebuah pembinaan yang merupakan tanggungjawab bersama baik antara pemerintah, orang tua, maupun masyarakat.
Pembinaan generasi muda dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, salahsatunya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Melalui kegiatan tesebut peserta didik akan dibekali dengan keterampilan teknis berupa pengembangan intelligence quotient (IQ), pengembangan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional intelligence (EQ), dan spiritual intelligence (SQ).
Kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah merupakan salahsatu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Melalui kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat mengembangkan potensi diri, bakat dan minat yang secara kusus disediakan dengan harapan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.
Palang Merah Remaja (PMR) merupakan wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja Palang Merah Indonesia (PMI) dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter anggota PMR yang berpedoman pada Tri Bakti PMR dan Prinsip Kepalangmerahan. Keanggotaan PMR di Indonesia tersebar di seluruh wilaayah Kabupaten/Kota dengan anggota lebih dari 3 juta orang. Anggota PMR merupakan salahsatu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Intternasional, serta menegembangkan kapasitas organisasi PMI.
PMI menghendaki agar anggota PMR kelak menjadi manusia Indonesia yang berkeprimanusiaan, berbudi luhur dan sukarela membantu sesama, dengan dibekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang disesuaikan dengan jenjang usiannya.
Kebijakan PMI dan Federasi tentang remaja bahwa (1) remaja merupakan prioritas pembinaan baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan, (2) remaja berpean penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan,  (3) remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan proses pengambilan kegiatan, dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI, (4) remaja calon pemimpin Palang Merah masa depan, dan (5) remaja adalah kader relawan. Oleh karena itu, pola pembinaan konvensional yang berorientasi pada “rekrut-latih-lomba” sudah harus ditinggalkan dan diganti dengan pembinaan yang berorientasi pada “rekrut-latih-tri bakti” untuk menyiapkan anggota PMR menjadi calon relawan masa depan.
Keterlibatan anggota remaja PMI dalam kegiatan Tri Bakti PMR disesuaikan dengan kompetensi dan ketertarikan mereka, serta kebutuhan PMI dan remaja. Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan, mereka menerankan fungsi yang berbeda-beda, contoh:
1.      PMR Mula berfungsi sebagai Peer Leadership, yaitu dapat menjadi contoh/model keterampilan hidup sehat bagi teman sebaya.
2.      PMR Madya berfungsi sebagai Peer Support, yaitu memberikan dukungan bantuan, semangat kepada teman sebaya agar meningkatkan ketrampilan hidup sehat
3.      PMR Wira berfungsi sebagai Peer Educator, yaitu sebagai pendidik sebaya untuk mewujutkan ketrapilan hidup bersih dan sehat
Peran pembina dalam kegiatan PMR sangatlah penting dalam penyampaian penghargaan dan pengakuan atas peran dan kegiatan PMR yang telah diikuti. Peran pembina memberikan dampak yang besar dan sangat efektif. Bagi anggota PMR pemberian penghargaan dapat menjadi sebuah motivasi, rasa bangga dan kesadaran akan kualitas diri, serta dapat meningkatkan kepercayaan dan komitmen serta kualitas kegiatan kepalangmerahan.



Tidak ada komentar :